top of page

Keselamatan Dekat kepada Orang yang Takut Akan Tuhan


Nats : Mazmur 85 : 9-14


Jemaat yang dikasihi Tuhan, di Minggu Advent II ini kita diarahkan untuk memaknai KASIH dan KESETIAAN Tuhan. Tuhan Allah mengasihi kita umatNya, dan Dia tidak akan pernah meninggalkan kita, sekali pun kita terkadang meninggalkanNya atau menjauh dari Tuhan. Kasih setia Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Oleh karena itu Minggu Advent II memberikan semangat hidup bagi kita, selaku umat percaya, untuk tetap setia menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Pemulihan Allah atas dunia ini, sungguh nyata. Demikian pun iman dan pengaharapan kita berkata dalam menghadapi mewabahnya virus corona, kita berharap kepada Tuhan, agar kiranya pandemic covid 19 ini segera berakhir. Demikianlah seruan khotbah Minggu Advent II ini, yang tertulis dalam Kitab Mazmur 85:9-14.

Konteks Mazmur 85 berbicara tentang doa permohonan pemulihan Israel. Umat Israel menantikan tindakan Tuhan untuk memulihkan keadaan mereka. Hal ini ditekankan pada ayat 5, yang berkata: “Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami.” Ada kesan Tuhan membiarkan umatNya, sengsara dan terbuang, dijajah dan dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Pengalaman buruk mereka ini dianggap sebagai murka Tuhan atas dosa dan pelanggaran umatNya hingga menghantarkan mereka ke pembuangan di Babel. Senada dengan Mazmur 85 ini, seruan yang sama telah diberikan oleh nabi-nabi pada masa pembuangan (Yesaya, Yeremia, Yeheskiel). Mereka hadir untuk meneguhkan dan menghibur umatNya serta memberikan suatu kepastian bahwa Allah itu setia, Tuhan tidak akan membiarkan mereka begitu saja. Kasih Tuhan tetap dan setia selama-lamanya.

Sesungguhnya keselamatan dekat kepada orang-orang yang takut akan Tuhan. Pergumulan yang dihadapi tidaklah selalu dipandang sebagai hukuman, namun dapat juga dimaknai sebagai bukti kasih Allah kepada umatNya. Itulah sebabnya khotbah ini berbicara tentang kasih dan keadilan. Di dalam kasih ada pengampunan. Sama seperti kita mengasihi seorang sahabat, jika ia salah maka akan kita tegur sebagai bukti kasih kita kepadanya. Teguran bukanlah sebagai hukuman namun tindakan ayng menunjukkan kasih sayang.


Jemaat yang dikasihi Tuhan. Setidaknya ada 3 pembelajaran yang berharga dapat kita temukan dalam nas khotbah Minggu ini, yaitu:


1. Bersedia mendengar apa yang telah difirmankan Tuhan

Jika kita buat evaluasi diri relasi kita kepada Tuhan, sesungguhnya siapa yang lebih banyak berbicara: kita atau Tuhan? Berapa banyak waktu yang kita alokasikan mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita? Adakah kita memberi waktu untuk bersaat teduh sejenak, membuka hati dan membiarkan Tuhan berbicara kepada kita? Mungkin kita benar berkominikasi kepada Tuhan, berdoa, melipat tangan dan menyusun berbagai kalimat permohonan. Berdoa menyampaikan harapan-harapan sehingga semua doa dan permohonan kita itu lebih banyak hanya untuk memperhatikan apa yang kita butuhkan.

Bagaimana dengan umat Israel? Dalam Mazmur 85:9 mengajak umat Israel agar mereka mau mendengar Firman Tuhan. Mendengarkan Firman Tuhan menghindari umat supaya mereka jangan kembali kepada kebodohan. Kebodohan yang dimaksud ialah agar umat meninggalkan perilaku jahat, degil dan sering berpaling dari Tuhan Allah.



2. Tuhan adalah sumber kasih, keadilan dan damai sejahtera

Dimana ada kasih, di situ ada kesetiaan, keadilan dan damai sejahtera. Orang yang memiliki kasih kepada Allah, ia juga akan setia beribadah kepada Allah. Demikian keadilan akan bergerak bersama dengan damai sejahtera. Dimana ada keadilan disitu ada kedamaian. Keadilan dan damai akan mendatangkan kesejahteraan.

Mazmur 85:10 (TB); (85-11): Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kasih dan keadilan bukanlah suatu hal yang mudah dipadukan, namun bisa bertolak belakang yang satu dengan yang lain. Di dalam Kasih ada kebaikan hati dan pengampunan, namun saat keadilan menuntut balas atas kesalahan dimana kasih? Sebagai contoh kecil dalam kehehidupan kita sehari-hari.

Kita pasti semua setuju menjadi kasih sebagai landasan berpikir dan bertindak. Setiap orang kita kasihi dan di dalam kasih tentu akan ada pengampunan atas kesalahan. Namun apakah adil jika orang yang selalu berbuat curang, culas dan jahat akan tetap kita maafkan? Mungkin kita akan berkata, itu tidak adil kalau kejahatan selalu diampuni tanpa sanksi. Mengasihi bagus namun memaafkan setiap kejahatan tanpa sangksi pastilah tidak adil.

Kasih harus ditopang oleh keadilan, setiap orang yang bersalah harus menyadari kesalahannya dan sebagai bukti kesadaran kesalahan harus mau menerima sanksi. Kasih tanpa keadilan adalan buta, namun keadilan tanpa kasih juga bisa kejam dan tak berperi kemanusiaan. Demi menuntut keadilan seseorang bisa bengis dan bertangan besi. Itulah sebabnya keadilan itu harus disinari oleh kasih, sehingga sanksi tidak lagi sebagai hukuman tetapi sebagai penebusan kesalahan. Jika Tuhan telah menegor umatNya dengan kasihnya maka jangan lagi terulang kesalahan yang sama. Ingatlah hanya keledai yang jatuh ke lobang yang sama dua kali.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, mari kita terus mengelaborasi kasih dan keadilan ini dalam hidup kita. Jadilah pengasih dan penyanyang, namun tak menutup mata akan pelanggaran agar keadilan nyata. Saat menuntut keadikan biarlah hidup kita disinari kasih Tuhan Allah.


3. Keselamatan dari Tuhan sudah dekat

Dimana Tuhan berkenan hadir, maka disitu akan terjadi keselamatan. Sebab Tuhan dan keselamatan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pengakuan bahwa keselamatan dari Tuhan sudah dekat, bukan dalam artian jarak/ukuran. Akan tetapi berbicara tentang kesediaan dan kesiapan menerima Tuhan sebagai pembawa keselamatan. Maka keselamatan itu akan tercipta ketika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat. Ingatlah, Tuhan tanpa manusia, Dia tetap Tuhan. Tetapi manusia tanpa Tuhan, manusia akan mati.

Bagaimana menghadapi pergumukan dan bagaimana menyeimbangkan Kasih dan Keadilan dalam hidup ini? Yesus Kristus menjadi teladan bagi kita. Yesus hadir di dunia ini dan mengambil upa seorang hamba. Yesus adalah jalan hidup yang patut diteladani, ditiru karena hidupnya sepenuhnya adalah persembahan yang harum bagi nama Tuhan. Sebagai pengikut Yesus, tentu kita harus mengikuti jejak Tuhan Yesus. Kasih dan keadilannya adalah karya keselamatan nyata yang sudah diberikan bagi segenap kita.

Tuhan Allah telah menciptakan dunia dan kita karena cinta, dan berusaha agar keadaannya baik adanya. Dua hal saja yang perlu untuk keselamatan kita jaman ini: tetap percaya akan karya penyelamatan Tuhan dan patuh setia akan kehendak-Nya. Meskipun dunia berubah seturut perubahan jaman, namun kiranya iman kita tidak berubah dalam menantikan dan menyambut kedatangan Kerajaan Allah yang mulia dan menyelamatkan.


Jemaat yang dikasihi Tuhan. Memang, keselamatan merupakan kebutuhan paling utama dan terutama bagi setiap kita. Kebutuhan itu tidak hanya untuk kehidupan kini dan disini saja. Namun banyak orang yang kurang memahami arti keselamatan. Mereka tidak tahu bagaimana mendapatkan keselamatan itu sendiri. Artinya banyak jalan menuju sorga. Benarkah? "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12). Artinya jalan untuk memperoleh keselamatan hanya ada satu saja yaitu melalui Yesus Kristus. Dia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Jadi, tak seorang pun akan mencapai Kerajaan Sorga jika mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Demikianlah pemkanaan kita terhadap pelayanan Sakrament Baptisan Kudus yang diselenggarakan oleh Tuhan melalui Gereja kepada jemaat. Sebab Yesus telah berfirman: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16). Kiranya KASIH dan KESTIAAN-NYA melekat terus dalam penghayatan iman kita akan penantian kedatangan Tuhan kedua kalinya sampai maranatha. Selamat Advent, Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.



Pdt. Mangara Pakpahan

Recent Posts

See All

Penghakiman Terakhir

Nats : Matius 25 : 31-46 Jemaat yang dikasihi Tuhan. Minggu Akhir Tahun Gerejawi, 22 November 2020 mengangkat topik “penghakiman...

Comments


bottom of page