Pengantar
Siapakah di antara kita yang tidak bangga dan bermegah bila orang mengenal kita sebagai sosok yang serba berpunya dan bermilik? Hal-hal demikian tentu saja dapat menimbulkan perasaan kita sebagai pribadi yang berarti. Namun, pada masa pandemi covid-19 yang berdampak sangat berat pada kebanyakan orang saat ini, dengan semua kemegahan itu, apakah yang telah kita lakukan untuk menolong orang lain? Rasul Paulus mengatakan ”Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.” (Galatia 6:3). Perkataan Rasul Paulus mengingatkan kita betapa jauhnya kita dari berarti bilamana pada situasi ini kita hanya memegahkan diri sendiri tanpa belas kasih kepada orang-orang, terutama teman-teman kita seiman, yang menderita.
Sebagai wujud atas concern ini maka Pendalaman Alkitab (PA) Sie Zending HKBP Duren Sawit yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 11 Agustus 2021 pada pukul 10.00 WIB (secara virtual, menggunakan Zoom meeting) dilaksanakan dengan tema Dipilih Menjadi Berkat Pada Kondisi Pandemi berdasarkan Galatia pasal 6 ayat 2: Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Acara PA ini dibuka dengan Kata Pembuka oleh Ketua Sie Zending HKBP Duren Sawit Ny. Maulina Sihombing br Silaen, yang menyampaikan harapannya agar PA ini dapat membangun motivasi bagi kita secara lebih sejati dan penuh kasih dalam menolong orang lain. Kata Pembuka dilanjutkan dengan Ibadah yang dipimpin oleh St. Gokma Sianturi br Simarmata dengan dilayani oleh Ny. Deby A. Hutagalung br. Marpaung sebagai meeting host.
PA diawali dengan Khotbah surat Galatia pasal 6 ayat 1 sampai 10 yang dilayani oleh Pendeta Ressort HKBP Duren Sawit Pdt. Japati Napitupulu, STh., MPd.
Gambar 1
Pdt. Japati Napitupulu, STh., MPd. sedang menyampaikan
Khotbah Galatia 6: 1-10 pada PA tanggal 11 Agustus 2021
Inti Khotbah Pendeta Ressort pada awal PA
Surat Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia, khususnya pada pasal 6 memiliki konteks sebagai berikut: 1. Teguran keras Paulus terhadap penyimpangan yang terjadi di jemaat Galatia; 2. Mereka meragukan kerasulannya (oleh karena Rasul Paulus tidak termasuk di antara 12 murid Tuhan Yesus), serta 3. Adanya pemahaman yang salah tentang kasih karunia yang diperhadapkan dengan hukum Musa dan tradisi-tradisi Keyahudian (Judaism). Orang-orang Kristen Yahudi yang menghidupi hukum Musa dan tradisi Yahudi seharusnya dapat menolong dan menjadi berkat bagi orang-orang Kristen bukan Yahudi yang tentu saja tidak seperti mereka. Namun tidak demikian, mereka justru menjadikan saudara-saudara bukan Yahudi mereka menjadi lemah dengan menghembuskan keharusan melakukan hukum Yudaisme sebagai tambahan atas keselamatan yang telah mereka terima di dalam iman kepada Yesus Kristus.
Pada situasi inilah Rasul Paulus menegakkan instruksi ini kepada jemaat di Galatia: Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus (Galatia 6:2). Bertolong-tolongan merupakan tindakan kasih yang harus dimengerti sebagai: 1. Bukti kasih kita kepada Allah (1 Yohanes 4:20); 2. Perintah Tuhan kepada murid-murid-Nya untuk saling mengasihi (Matius 22:39); serta 3. Meringankan beban orang lain (1 Korintus 10:33). Setiap kita hanya mungkin memiliki rasa ingin menolong orang lain, apakah itu besar atau kecil maupun banyak atau sedikit, bilamana kita: 1. Menyadari diri sendiri sebagai “penerima” anugerah Allah”; 2. Menempatkan orang lain sebagai bahagian hidup kita; serta 3. Menyadari bahwa memberi adalah sebuah kebahagiaan.
Gambar 2
Salah satu slide Pendeta Ressort HKBP Duren Sawit
pada PA tanggal 11 Agustus 2021
Diskusi/Bahasan
Ada 5 pertanyaan yang disediakan sebagai bahan diskusi dan pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada Galatia 6 ayat 2 secara sekilas tampaknya Rasul Paulus tampak semata-mata sedang melakukan persuasi sebuah aksi sosial.
Apakah benar demikian?
Apakah pula yang Rasul Paulus sesungguhnya sedang tegaskan pada ayat tersebut?
2. Orang Yahudi dengan Yudaismenya (Pharisaism) menyangka bahwa mereka sangat berarti. Mereka memiliki hukum Musa dan tradisi-tradisi Yudaisme yang tidak terhitung banyaknya. Namun, pada ayat 3, apakah yang Rasul Paulus katakan tentang mereka?
3. Seorang ateis (atheist) yang tidak memeluk satu agamapun dapat saja menjadi seorang penderma kegiatan-kegiatan sosial. Seseorang yang mengumpulkan kekayaannya dari hasil penyalahgunaan jabatannya sekalipun dapat saja menjadi seorang penderma yang menyumbangkan sebagian harta miliknya bagi orang-orang lain.
Namun, motivasi apakah seharusnya yang membedakan orang-orang seperti itu dengan seorang Kristen sejati dalam menolong orang lain?
4. Bagaimanakah prinsip ”barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu” (6:8) mengingatkan kita untuk tidak jemu-jemu berbuat baik (6:9)?
5. Bagaimanakah kita dapat menjadi berkat bagi kawan-kawan kita seiman di tengah beratnya kondisi yang diakibatkan oleh covid-19 ini?
Host melakukan setting Breakout Rooms sehingga sekitar 20 peserta terbagi ke dalam 4 kelompok diskusi dimana setiap kelompok terdiri dari 4 hingga 5 peserta. Disadari kemudian bahwa karena pertanyaan yang disediakan terlalu banyak dibandingkan waktu diskusi yang tersedia (30 menit) maka ke depannya jumlah pertanyaan untuk diskusi/bahasan akan dibatasi sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan saja. Sie Zending mengucapkan terima kasih atas masukan peserta atas hal ini.
Gambar 3
Foto Bersama pada akhir acara PA Sie Zending tanggal 11 Agustus 2021
Kesimpulan dan Penutup
Rasa semangat, sukacita dan penuh pengharapan sungguh-sungguh terasa pada setiap peserta mengiringi akhir dari Pendalaman Alkitab (PA) Sie Zending tanggal 11 Agustus 2021 ini. Tidak ada yang sempurna hingga kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya kelak. PA ditutup dengan kesimpulan yang tidak dibacakan namun membekas di dalam hati setiap peserta: Bertolong-tolongan menanggung beban kita adalah perwujudan hukum Kristus. Berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada kawan-kawan kita seiman adalah panggilan setiap kita, sesuai dengan anugerah yang kita miliki: besar atau kecil, banyak atau sedikit!
Dengan demikianlah kita menjadi berkat di tengah kondisi pandemi covid-19 ini.
Sie Zending menyampaikan pesan: ”Puji Tuhan atas sudah berjalannya PA bulan Agustus 2021. Terima kasih atas Khotbah surat Galatia 6:1-10 yang telah disampaikan oleh Pendeta Ressort HKBP Duren Sawit Pdt. Japati Napitupulu, STh., MPd., segenap petugas yang melayani serta setiap peserta yang menghadirinya dan berpartisipasi dalam diskusi. Tuhan memberkati.
St. Jessy Victor Hutagalung, SE
HKBP Duren Sawit, Lingkungan Kav.AL
Anggota Sie IT & Multi Media
Comments